1. Tujuan [kembali]
-
- Mengetahui fungsi komponen yang digunakan.
-
- Mengetahui prinsip kerja LM35.
-
- Mengetahui prinsip kerja sensor cahaya (LDR)
-
- Mengetahui prinsip kerja sensor hujan
-
-Membuat rangkaian aplikasi "Sun Tracker" pada aplikasi
Proteus.
- - Mengetahui fungsi komponen yang digunakan.
- - Mengetahui prinsip kerja LM35.
- - Mengetahui prinsip kerja sensor cahaya (LDR)
- - Mengetahui prinsip kerja sensor hujan
- -Membuat rangkaian aplikasi "Sun Tracker" pada aplikasi Proteus.
2. Alat dan Bahan [kembali]
ALAT
instrument
1)Multimeter
Multimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
besar tengangan pada suatu komponen. Cara pemakaiannya
adalah dengan memparalelkan kaki2 Voltmeter dengan
komponen yang akan diuji tegangannya.
Berikut adalah Spesifikasi dan keterangan
Multimeter
Generator Daya
1) Baterai
Baterai merupakan sebuah alat yang mengubah energi kimia yang
tersimpan menjadi energi listrik. Pada percobaan kali ini,
baterai berfungsi sebagai sumber daya atau.
Spesifikasi dan Pinout Baterai
-
Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
-
Output voltage: dc 1~35v
-
Max. Input current: dc 14a
-
Charging current: 0.1~10a
-
Discharging current: 0.1~1.0a
-
Balance current: 1.5a/cell max
-
Max. Discharging power: 15w
-
Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
-
Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv
1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
-
Ukuran: 126x115x49mm
-
Berat: 460gr
2) Power Suply
Berfungsi sebagai sumber daya bagi sensor ataupun
rangkaian. Spesifikasi :
Input voltage: 5V-12V
Output voltage: 5V
Output Current: MAX 3A
Output power:15W
conversion efficiency: 96%
BAHAN
1) Resistor
Resistor adalah komponen Elektronika
Pasif yang memiliki nilai resistansi
atau hambatan tertentu yang berfungsi
untuk membatasi dan mengatur arus
listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika (V=I R).
Cara menghitung nilai resistor:
Tabel warna
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau
= 5 nol dibelakang angka
gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak =
Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut
adalah 10 * 105 = 1.000.000
Ohm atau 1 MOhm dengan
toleransi 10%.
Spesifikasi
· 2) Dioda
Spesifikasi
Untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat
arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering
dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika.
Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda
(+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan
teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan
arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda)
tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
3) Transistor
Merupakan transistor tipe NPN yang digunakan untuk switching
agar mengaktifkan kontak relay dan relay tersebut akan
memberikan kontak pada motor DC dan output lainnya.
Spesifikasi :
-
Bi-Polar Transistor
-
DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
-
Continuous Collector current (IC) is 100mA
-
Emitter Base Voltage (VBE) is > 0.6V
-
Base Current(IB) is 5mA maximum
4) Op Amp - LM741
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang
berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp
terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan
Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga
memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang
tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa
Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering
disebut juga dengan Penguat Operasional.
Konfigurasi PIN LM741
Spesifikasi:
9. LM35
komponen input
1)Rain Sensor
- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
Output voltage: 5V
Output Current: MAX 3A
Output power:15W
conversion efficiency: 96%
-
Bi-Polar Transistor
- DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
-
Continuous Collector current (IC) is 100mA
- Emitter Base Voltage (VBE) is > 0.6V
- Base Current(IB) is 5mA maximum
Pin Configuration of Rain Sensor:
S.No:
Name
Function
1
VCC
Connects supply voltage- 5V
2
GND
Connected to ground
3
D0
Digital pin to get digital output
4
A0
Analog pin to get analog output
2)Logicstate
Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk
melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan biner
(hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0)
dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga
dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk
proses berikutnya.
Pinout
·
333)Sensor LDR
Beberapa karakteristik yang
terdapat pada sensor LDR antara
lain adalah :
-
Tegangan maksimum (DC)
: 150 V
-
Konsumsi Arus Maksimum
: 100 mW
-
Tingkatan Resistansi /
Tahanan : 10 Ohm hingga 100k Ohm
-
Puncak Spektral :
540 nm (ukuran gelombang cahaya)
-
Waktu Respon Sensor : 20ms
– 30 ms
-
Suhu Operasi :
-30o Celcius –
70o Celcius
4. Sensor sentuh
Sensor sentuh ini beroperasi
sebagai sakelar apabila
disentuh, seperti sakelar pada
lampu, layar sentuh ponsel dan
lain sebagainya. Sensor sentuh
ini dikenal juga sebagai Sensor
Taktil (Tactile Sensor).
Komponen Output
1) Relay
Spesifikasi
Relay umumnya adalah tegangan input 5 VDC,
12 VDC atau 48 VDC. Untuk common dan NO NC
umumnya 220 vac dengan arus kerja 10
A.
-
Konfigurasi pin Relay dihubungkan ke
5V
-
GND dihubungkan ke GND
-
IN1/Data dihubungkan ke pin 2
-
Pinout
2)Motor
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang
mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan
(motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus
Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan
memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current)
untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya
digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik
yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel,
Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Spesifikasi
Pinout
Grafik Respons:
3) Ground
Sistem ground yang merupakan sebuah titik referensi
tegangan yang memiliki nilai “nol”. Titik “nol” pada
listrik AC & DC Untuk rangkaian DC, ground merupakan
jalur kabel listrik yang berhubungan dengan kutub
negatif (-) dari baterai/accu. Atau dengan kata lain
ground ini digunakan untuk meniadakan beda potensial
dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan
atau arus pada rangkaian.
S.No: |
Name |
Function |
1 |
VCC |
Connects supply voltage- 5V |
2 |
GND |
Connected to ground |
3 |
D0 |
Digital pin to get digital output |
4 |
A0 |
Analog pin to get analog output |
Beberapa karakteristik yang terdapat pada sensor LDR antara lain adalah :
- Tegangan maksimum (DC) : 150 V
- Konsumsi Arus Maksimum : 100 mW
- Tingkatan Resistansi / Tahanan : 10 Ohm hingga 100k Ohm
- Puncak Spektral : 540 nm (ukuran gelombang cahaya)
- Waktu Respon Sensor : 20ms – 30 ms
- Suhu Operasi : -30o Celcius – 70o Celcius
Sensor sentuh ini beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor).
- Konfigurasi pin Relay dihubungkan ke 5V
- GND dihubungkan ke GND
- IN1/Data dihubungkan ke pin 2
-
Pinout
3. Dasar Teori [kembali]
Pelacak
mengarahkan panel surya atau modul ke arah
matahari. Perangkat ini mengubah orientasi mereka
sepanjang hari untuk mengikuti jalur matahari
untuk memaksimalkan penangkapan energi. Pelacak
surya sumbu tunggal berputar pada satu sumbu
bergerak bolak-balik dalam satu arah.
A. LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang
memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi
besaran listrik dalam bentuk tegangan. sensor suhu LM35
yang dipakai dalam penelitian berupa komponen elektronika
yang diproduksi oleh National Semiconductor.
LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan
perancangan jika dibandingkan dengan sesor suhu yang
lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang
rendah dan liniearitas yang tinggi sehingga dapat
dengan mudah dihubungkan dengan rangaian kendali
khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Bentuk sensor LM3 seperti transistor kemasan TO92.
Harga Sensor LM 35 adalah sekitar 15 ribu rupiah.
Adapun Aplikasinya banyak digunakan pada Project
Arduino yang berkaitan dengan suhu ruang seperti
Pada Home Automation.
Cara kerja Sensor suhu LM35
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan
tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt,
sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan
ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60
µA.
Konfigurasi PinOut
Tiga pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin
diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan
kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai
tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari
0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi
sensor LM35 yang dapat digunakan antara 4 Volt sampai 30
Volt.
Karakteristik Sensor LM 35
-
Resolusi Sensor 10 mVolt/ ºC, sehingga dapat
dikalibrasi langsung dalam celcius.
-
Keakurasi kalibrasi 0,5 ºC pada suhu 25 ºC
.
-
Jangkauan maksimal operasi suhu -55 ºC sampai
+150 ºC.
-
Tegangan kerja 4v sampai 30 volt.
-
Konsumsi arus rendah kurang dari 60 µA.
-
Faktor pemanasan diri yang rendah (low-heating)
kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
-
Impedansi keluaran yang rendah 0,1 W untuk
beban 1 mA.
-
Toleransi ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼
ºC
B. Resistor
Resistor memiliki nilai resistansi atau hambatan yang
berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik yang
mengalir dalam rangkaian. Resistor memiliki dua pin untuk
mengukur tegangan listrik dan arus listrik, dengan
resistansi tertentu yang dapat menghasilkan tegangan listrik
di antara kedua pin. Nilai tegangan terhadap resistansi
berbanding lurus dengan arus yang mengalir.
Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki
nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk
membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika (V=I R). Jenis Resistor yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor dengan nilai
tetap terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat
isolator kemudian dipotong berbentuk spiral. Keuntungan
jenis fixed resistor ini dapat menghasilkan resistor
dengan toleransi yang lebih rendah.
Cara menghitung nilai resistor:
C. Dioda
Tiga pin LM35 menujukan fungsi masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antara 4 Volt sampai 30 Volt.
- Resolusi Sensor 10 mVolt/ ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
- Keakurasi kalibrasi 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
- Jangkauan maksimal operasi suhu -55 ºC sampai +150 ºC.
- Tegangan kerja 4v sampai 30 volt.
- Konsumsi arus rendah kurang dari 60 µA.
- Faktor pemanasan diri yang rendah (low-heating) kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
- Impedansi keluaran yang rendah 0,1 W untuk beban 1 mA.
- Toleransi ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC
Dioda adalah komponen yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan
arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik
dari arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan
menggabungkan dua bahan semi-konduktor tipe-P dan
semi-konduktor tipe-N. Ketika dua bahan ini digabungkan,
terbentuk lapisan kecil lain di antaranya yang disebut
depletion layer. Ini karena lapisan tipe-P memiliki hole
berlebih dan lapisan tipe-N memiliki elektron berlebih
dan keduanya mencoba berdifusi satu sama lain membentuk
penghambat resistansi tinggi antara kedua bahan seperti
pada gambar di bawah ini. Lapisan penyumbatan ini
disebut depletion layer.
Ketika tegangan positif diterapkan ke Anoda dan
tegangan negatif diterapkan ke Katoda, dioda dikatakan
dalam kondisi bias maju. Selama keadaan ini tegangan
positif akan memompa lebih banyak hole ke daerah tipe-P
dan tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron
ke daerah tipe-N yang menyebabkan depletion layer hilang
sehingga arus mengalir dari Anoda ke Katoda. Tegangan
minimum yang diperlukan untuk membuat dioda bias maju
disebut forward breakdown voltage.
Jika tegangan negatif diterapkan ke anoda dan tegangan
positif diterapkan ke katoda, dioda dikatakan dalam
kondisi bias terbalik. Selama keadaan ini tegangan
negatif akan memompa lebih banyak elektron ke material
tipe-P dan material tipe-N akan mendapatkan lebih banyak
hole dari tegangan positif yang membuat depletion layer
lebih besar dan dengan demikian tidak memungkinkan arus
mengalir melaluinya. Kondisi ini hanya terjadi pada
dioda yang ideal, kenyataannya arus yang kecil tetap
dapat mengalir pada bias terbalik dioda.
Dioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
1. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang
berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
2. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman
rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
3. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator
ataupun lampu penerangan.
4. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor
cahaya.
5. Dioda Schottky yang berfungsi sebagai
Pengendali
D. Transistor
Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan
modulasi sinyal. Selain itu, transistor biasanya juga dapat digunakan
sebagai saklar dalam rangkaian elektronika. Jika ada
arus yang cukup besar di kaki basis, transistor akan
mencapai titik jenuh. Pada titik jenuh ini transistor
mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor
sehingga transistor seolah-olah short pada hubungan
kolektor-emitor. Jika arus base sangat kecil maka
kolektor dan emitor bagaikan saklar yang terbuka. Pada
kondisi ini transistor dalam keadaan cut off sehingga
tidak ada arus dari kolektor ke emitor.
NPN artinya tipe transistor yang bekerja atau
mengalirkan arus negatif dengan positif sebagai biasnya.
Transistor NPN mengalirkan arus negatif dari kaki emitor
ke kolektor. Emitor berperan sebagai input dan kolektor
berperan sebagai output apabila transistor diberikan
arus positif pada basisnya.
· Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan
elektron atau muatan negatif.
· Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan
negatif untuk keluar dari dalam transistor.
· Basis (B) berguna untuk mengatur arah
gerak muatan negatif yang keluar dari
transistor melalui kolektor.
E. Motor
Motor Listrik DC
atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi
listrik menjadi energi kinetik atau gerakan
(motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor
Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki
dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah
atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC
ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat
Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber
listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan
Bor Listrik DC.
Varian dari sistem DC
adalah motor seri AC, juga dikenal sebagai motor
universal , yang pada dasarnya adalah perangkat
yang sama tetapi beroperasi pada aruis bolak
balik . Karena dinamo dan arus medan berlawanan arah pada
saat yang sama, perilaku motor serupa dengan perilaku
saat diberi energi dengan arus searah. Untuk mencapai kondisi pengoperasian yang lebih baik,
rel AC sering kali disuplai dengan arus padafrekuensi
yang lebih rendah daripada pasokan
komersial yang digunakan untuk penerangan dan daya
umum; pembangkit listrik arus traksi khusus digunakan,
atau konveter putar digunakan untuk mengubah daya
komersial 50 atau 60 Hz menjadi 25 Hz atau 16 Frekuensi 2 ⁄ 3 Hz digunakan untuk motor traksi AC. Sistem AC memungkinkan distribusi daya yang efisien
di sepanjang jalur rel, dan juga memungkinkan kontrol
kecepatan dengan switchgear pada kendaraan.
Motor induksi AC
dan motor sinkron sederhana dan perawatannya rendah,
tetapi sulit diterapkan pada motor traksi karena
karakteristik kecepatan tetapnya. Motor induksi AC hanya menghasilkan sejumlah daya
yang berguna pada kisaran kecepatan yang sempit yang
ditentukan oleh konstruksinya dan frekuensi catu
daya AC.
F. Ground
Fungsi Grounding
Sistem grounding pada peralatan kelistrikan dan
elektronika adalah untuk memberikan perlindungan pada
seluruh sistem. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah
beberapa fungsi dari grounding:
-
Untuk keselamatan, grounding berfungsi sebagai
penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah
saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada
konsleting, misalnya kabel grounding yang terpasang
pada badan/sasis alat elektronik seperti setrika
listrik akan mencegah kita tersengat listrik saat
rangkaian di dalam setrika bocor dan menempel ke badan
setrika.
-
Dalam instalasi penangkal petir, system grounding
berfungsi sebagai penghantar arus listrik yang besar
langsung ke bumi. meski sifatnya sama, namun
pemasangan kabel grounding untuk instalasi rumah dan
grounding untuk pernangkal petir pemasangannya harus
terpisah.
-
Sebagai proteksi peralatan elektronik atau
instrumentasi sehingga dapat mencegah kerusakan akibat
adanya bocor tegangan.
-
Grounding di dunia eletronika berfungsi untuk
menetralisir cacat (noise) yang disebabkan baik oleh
daya yang kurang baik, ataupun kualitas komponen yang
tidak standar.
· Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
· Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.
· Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.
-
Untuk keselamatan, grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting, misalnya kabel grounding yang terpasang pada badan/sasis alat elektronik seperti setrika listrik akan mencegah kita tersengat listrik saat rangkaian di dalam setrika bocor dan menempel ke badan setrika.
-
Dalam instalasi penangkal petir, system grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik yang besar langsung ke bumi. meski sifatnya sama, namun pemasangan kabel grounding untuk instalasi rumah dan grounding untuk pernangkal petir pemasangannya harus terpisah.
-
Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah kerusakan akibat adanya bocor tegangan.
-
Grounding di dunia eletronika berfungsi untuk menetralisir cacat (noise) yang disebabkan baik oleh daya yang kurang baik, ataupun kualitas komponen yang tidak standar.
G. Relay
Prinsip Kerja Relay
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu
:
-
Electromagnet (Coil)
-
Armature
-
Switch Contact Point (Saklar)
-
Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu
:
-
Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan
selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
-
Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan
selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit
oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi
tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan
timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk
berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga
menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi
barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC)
akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri
arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal
(NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin
ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang
relatif kecil.
Arti Pole dan Throw pada Relay
Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah
Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and
Throw :
-
Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
-
Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay,
maka relay dapat digolongkan menjadi :
-
Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk
Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
-
Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk
Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
-
Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4
Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2
Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar
yang dikendalikan oleh 1 Coil.
-
Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal,
diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang
dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya
untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole
dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole
Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain
sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole
dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini
H. Sensor LDR
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
- Electromagnet (Coil)
- Armature
- Switch Contact Point (Saklar)
- Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
- Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
- Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
- Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
- Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :
- Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
- Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini
H. Sensor LDR
CARA MENGUKUR LDR (LIGHT DEPENDENT RESISTOR) DENGAN MULTIMETER
Alat Ukur yang digunakan untuk mengukur nilai hambatan
LDR adalah Multimeter dengan fungsi pengukuran Ohm (Ω).
Agar Pengukuran LDR akurat, kita perlu membuat 2 kondisi
pencahayaan yaitu pengukuran pada saat kondisi gelap dan
kondisi terang. Dengan demikian kita dapat mengetahui
apakah Komponen LDR tersebut masih dapat berfungsi dengan
baik atau tidak.
Alat Ukur yang digunakan untuk mengukur nilai hambatan LDR adalah Multimeter dengan fungsi pengukuran Ohm (Ω). Agar Pengukuran LDR akurat, kita perlu membuat 2 kondisi pencahayaan yaitu pengukuran pada saat kondisi gelap dan kondisi terang. Dengan demikian kita dapat mengetahui apakah Komponen LDR tersebut masih dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
Mengukur LDR pada Kondisi Terang
-
Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi
Ohm
-
Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada
kedua kaki LDR (tidak ada polaritas)
-
Berikan cahaya terang pada LDR
-
Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai
Resistansi LDR pada kondisi terang akan berkisar sekitar
500 Ohm.
- Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi Ohm
- Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada kedua kaki LDR (tidak ada polaritas)
- Berikan cahaya terang pada LDR
- Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai Resistansi LDR pada kondisi terang akan berkisar sekitar 500 Ohm.
Mengukur LDR pada Kondisi Gelap
-
Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi
Ohm
-
Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada
kedua kaki LDR (tidak ada polaritas)
-
Tutup bagian permukaan LDR atau pastikan LDR tidak
mendapatkan cahaya
-
Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai
Resistansi LDR di kondisi gelap akan berkisar sekitar
200 KOhm.
Catatan :
-
Hasil Pengukuran akan berubah tergantung pada tingkat
intesitas cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri.
-
Satuan terang cahaya atau Iluminasi (Illumination) adalah
lux
Sebutan lain untuk LDR (Light Dependent Resistor) adalah
Photo Resistor, Photo Conduction ataupun Photocell.rgerak secara acak mengikuti atom.
I. Op-Amp
- Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi Ohm
- Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada kedua kaki LDR (tidak ada polaritas)
- Tutup bagian permukaan LDR atau pastikan LDR tidak mendapatkan cahaya
- Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai Resistansi LDR di kondisi gelap akan berkisar sekitar 200 KOhm.
- Hasil Pengukuran akan berubah tergantung pada tingkat intesitas cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri.
- Satuan terang cahaya atau Iluminasi (Illumination) adalah lux
Catatan :
Sebutan lain untuk LDR (Light Dependent Resistor) adalah Photo Resistor, Photo Conduction ataupun Photocell.rgerak secara acak mengikuti atom.
Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp
merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang
memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan
beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki
impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga
serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam
prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan
penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang
kecil.
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik,
diantaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak
berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0
untuk Ein = 0)
Amplifier Operasional:
Penguat Pembalik:
Istilah berikut digunakan dalam rumus dan persamaan
untuk Penguatan Operasional.
· R f = Resistor umpan balik
· R in = Resistor Masukan
· V in = Tegangan masukan
· V keluar = Tegangan keluaran
· Av = Penguatan Tegangan
Penguatan tegangan:
Gain loop dekat dari penguat pembalik diberikan
oleh;
Tegangan Keluaran:
Tegangan keluaran tidak sefasa dengan tegangan
masukan sehingga dikenal sebagai penguat pembalik .
Penguat Penjumlahan:
Tegangan Keluaran:
Output umum dari rangkaian yang diberikan di atas
adalah;
Jumlah Tegangan Input Amplifikasi Terbalik:
jika resistor inputnya sama, outputnya adalah jumlah
tegangan input yang diskalakan terbalik,
Jika R 1 = R 2 = R 3 = R n = R
Output yang Dijumlahkan:
Ketika semua resistor dalam rangkaian di atas sama,
outputnya adalah jumlah terbalik dari tegangan
input.
Jika R f = R 1 = R 2 = R 3 = R n = R;
V keluar = – (V 1 + V 2 + V 3 +… + V n )
Penguat Non-Pembalik:
Istilah yang digunakan untuk rumus dan persamaan
Penguat Non-Pembalik.
· R f = Resistor umpan balik
· R = Resistor Tanah
· V masuk = Tegangan masukan
· V keluar = Tegangan keluaran
· Av = Penguatan Tegangan
Keuntungan Penguat:
Gain total penguat non-pembalik adalah;
Tegangan Keluaran:
Tegangan output penguat non-pembalik sefasa dengan
tegangan inputnya dan diberikan oleh;
Unity Gain Amplifier / Buffer / Pengikut
Tegangan:
Jika resistor umpan balik dilepas yaitu R f = 0, penguat non-pembalik akan menjadi
pengikut / penyangga tegangan
Penguat Diferensial:
Istilah yang digunakan untuk rumus Penguat
Diferensial.
· R f = Resistor umpan balik
· R a = Resistor Input Pembalik
· R b = Resistor Input Non Pembalik
· R g = Resistor Ground Non Pembalik
· V a = Tegangan input pembalik
· V b = Tegangan Input Non Pembalik
· V keluar = Tegangan keluaran
· Av = Penguatan Tegangan
Keluaran Umum:
tegangan keluaran dari rangkaian yang diberikan di
atas adalah;
Keluaran Diferensial Berskala:
Jika resistor R f = R g & R a = R b , maka output akan diskalakan perbedaan dari
tegangan input;
Perbedaan Penguatan Persatuan:
Jika semua resistor yang digunakan dalam rangkaian
adalah sama yaitu R a = R b = R f = R g = R, penguat akan memberikan output yang
merupakan selisih tegangan input;
V keluar = V b – V a
Penguat Pembeda
Penguat Operasional jenis ini memberikan tegangan
output yang berbanding lurus dengan perubahan tegangan
input. Tegangan keluaran diberikan oleh;
Input gelombang segitiga => Output gelombang
persegi panjang
Input gelombang sinus => Output gelombang
kosinus
Penguat Integrator
Penguat ini memberikan tegangan keluaran yang
merupakan bagian integral dari tegangan masukan.
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
Amplifier Operasional:
Penguat Pembalik:
Istilah berikut digunakan dalam rumus dan persamaan
untuk Penguatan Operasional.
· R f = Resistor umpan balik
· R in = Resistor Masukan
· V in = Tegangan masukan
· V keluar = Tegangan keluaran
· Av = Penguatan Tegangan
Penguatan tegangan:
Gain loop dekat dari penguat pembalik diberikan
oleh;
Tegangan Keluaran:
Tegangan keluaran tidak sefasa dengan tegangan
masukan sehingga dikenal sebagai penguat pembalik .
Penguat Penjumlahan:
Tegangan Keluaran:
Output umum dari rangkaian yang diberikan di atas
adalah;
Jumlah Tegangan Input Amplifikasi Terbalik:
jika resistor inputnya sama, outputnya adalah jumlah
tegangan input yang diskalakan terbalik,
Jika R 1 = R 2 = R 3 = R n = R
Output yang Dijumlahkan:
Ketika semua resistor dalam rangkaian di atas sama,
outputnya adalah jumlah terbalik dari tegangan
input.
Jika R f = R 1 = R 2 = R 3 = R n = R;
V keluar = – (V 1 + V 2 + V 3 +… + V n )
Penguat Non-Pembalik:
Istilah yang digunakan untuk rumus dan persamaan
Penguat Non-Pembalik.
· R f = Resistor umpan balik
· R = Resistor Tanah
· V masuk = Tegangan masukan
· V keluar = Tegangan keluaran
· Av = Penguatan Tegangan
Keuntungan Penguat:
Gain total penguat non-pembalik adalah;
Tegangan Keluaran:
Tegangan output penguat non-pembalik sefasa dengan
tegangan inputnya dan diberikan oleh;
Unity Gain Amplifier / Buffer / Pengikut
Tegangan:
Jika resistor umpan balik dilepas yaitu R f = 0, penguat non-pembalik akan menjadi pengikut / penyangga tegangan
Penguat Diferensial:
Istilah yang digunakan untuk rumus Penguat
Diferensial.
· R f = Resistor umpan balik
· R a = Resistor Input Pembalik
· R b = Resistor Input Non Pembalik
· R g = Resistor Ground Non Pembalik
· V a = Tegangan input pembalik
· V b = Tegangan Input Non Pembalik
· V keluar = Tegangan keluaran
· Av = Penguatan Tegangan
Keluaran Umum:
tegangan keluaran dari rangkaian yang diberikan di
atas adalah;
Keluaran Diferensial Berskala:
Jika resistor R f = R g & R a = R b , maka output akan diskalakan perbedaan dari
tegangan input;
Perbedaan Penguatan Persatuan:
Jika semua resistor yang digunakan dalam rangkaian
adalah sama yaitu R a = R b = R f = R g = R, penguat akan memberikan output yang
merupakan selisih tegangan input;
V keluar = V b – V a
Penguat Pembeda
Penguat Operasional jenis ini memberikan tegangan
output yang berbanding lurus dengan perubahan tegangan
input. Tegangan keluaran diberikan oleh;
Input gelombang segitiga => Output gelombang
persegi panjang
Input gelombang sinus => Output gelombang
kosinus
Penguat Integrator
Penguat ini memberikan tegangan keluaran yang
merupakan bagian integral dari tegangan masukan.
J. Rain Sensor
Rain sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi hujan
turun atau tidak. Intinya sensor ini jika terkena air pada papan
sensornya maka resistansinya akan berubah, semakin banyak semakin
kecil dan sebaliknya. Pada sensor ini, terdapat integrated circuit atau IC
(komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor, dan lain-lain)
komparator yang berfungsi memberikan sinyal berupa logika ‘on’ dan
‘off’.
Gambar 3.1 Rain Sensor (sensor hujan/air)
Gambar 3.2 grafik rain sensor
Pin Configuration
1.VCC: 5V DC
2.GND: ground
3.DO: high/low output
4.AO: analog output
Gambar 3.3 PIN rain sensor
SPECIFICATION
-
Adoptshigh quality of RF-04 double sidedmaterial.
-
Area:5cm x 4cm nickel plateon side,
-
Anti-oxidation,anti-conductivity, with long use time;
-
Comparator output signal clean waveform is good, driving ability,
over 15mA;
-
Potentiometer adjust the sensitivity;
-
Working voltage 5V;
-
Output format: Digital switching output (0 and 1) and analog
voltage output AO;
-
With bolt holes for easy installation;
-
Small board PCB size: 3.2cm x 1.4cm;
-
Usesa wide voltage LM393 comparator
Pada rangkain ini sangat cocok di aplikasikan pada
jemuran otomatis, dimana saat ini di era yang serba modern ini semua
aktivitas manusia dibantu dengan teknologi yang canggih. cara kerjanya
jika hari hujan maka penutup jemuran akan tertutup.
K. Sensor Sentuh
J. Rain Sensor
Rain sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi hujan
turun atau tidak. Intinya sensor ini jika terkena air pada papan
sensornya maka resistansinya akan berubah, semakin banyak semakin
kecil dan sebaliknya. Pada sensor ini, terdapat integrated circuit atau IC
(komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor, dan lain-lain)
komparator yang berfungsi memberikan sinyal berupa logika ‘on’ dan
‘off’.
Pin Configuration
1.VCC: 5V DC
2.GND: ground
3.DO: high/low output
4.AO: analog output
SPECIFICATION
- Adoptshigh quality of RF-04 double sidedmaterial.
- Area:5cm x 4cm nickel plateon side,
- Anti-oxidation,anti-conductivity, with long use time;
- Comparator output signal clean waveform is good, driving ability, over 15mA;
- Potentiometer adjust the sensitivity;
- Working voltage 5V;
- Output format: Digital switching output (0 and 1) and analog voltage output AO;
- With bolt holes for easy installation;
- Small board PCB size: 3.2cm x 1.4cm;
- Usesa wide voltage LM393 comparator
Pada rangkain ini sangat cocok di aplikasikan pada jemuran otomatis, dimana saat ini di era yang serba modern ini semua aktivitas manusia dibantu dengan teknologi yang canggih. cara kerjanya jika hari hujan maka penutup jemuran akan tertutup.
K. Sensor Sentuh
Pengertian Sensor Sentuh
Seperti namanya, sensor sentuh atau touch sensor adalah sensor
elektronik yang bisa mendekeksi sentuhan.
Sensor sentuh ini beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti
sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor
sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor).
Seiring dengan berkembangnya zaman dan juga teknologi, sensor sentuh
ini semakin banyak digunakan dan sudah menggeser peranan sakelar mekanik
pada perangkat-perangkat elektronik.
Seperti namanya, sensor sentuh atau touch sensor adalah sensor elektronik yang bisa mendekeksi sentuhan.
Sensor sentuh ini beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor).
Seiring dengan berkembangnya zaman dan juga teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan sudah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.
Jenis-Jenis Sensor Sentuh
Berdasarkan fungsinya sensor sentuh dapat dibagi menjadi 4 yaitu sensor
kapasitif, sensor resistif, multi touch dan surface acoustic wave.
Nah untuk itu simak pembahasannya mengenai keempat jenis sensor sentuh
tersebut dibawah ini.
Berdasarkan fungsinya sensor sentuh dapat dibagi menjadi 4 yaitu sensor kapasitif, sensor resistif, multi touch dan surface acoustic wave.
Nah untuk itu simak pembahasannya mengenai keempat jenis sensor sentuh tersebut dibawah ini.
1. Sensor Kapasitif
Sensor kapasitif adalah sensor sentuh yang sangat populer saat ini, hal
ini dikarenakan sensor kapasitif lebih kuat, tahan lama serta mudah
digunakan dan harganya pun yang relatif lebih murah dari sensor
resistif.
Smartphone saat ini sudah banyak yang menggunakan teknologi ini karena
juga menghasilkan respon yang lebih akurat.
Berbeda dengan sensor resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk
merasakan perubahan pada permukaan layar.
Sensor kapasitif ini memanfaatkan sifat konduktif alami pada tubuh
manusia untuk mendeteksi perubahan layar sentuhnya.
Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan konduktif
biasanya Indium Tin Oxide (ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa disentuh oleh jari
manusia atau stylus khusus atau sarung khusus yang mempunyai sifat
konduktif.
Pada saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahan medan listrik
pada layar sentuh tersebut dan lalu direspon oleh processor untuk
membaca pergerakan jari tangan tersebut.
Jadi perlu diperhatikan bahwa sentuhan kita tidak akan direspon oleh
layar sensor kapasitif apabila menggunakan bahan non-konduktif sebagai
pelantara jari tangan dan layar sentuh tersebut.
Sensor kapasitif adalah sensor sentuh yang sangat populer saat ini, hal ini dikarenakan sensor kapasitif lebih kuat, tahan lama serta mudah digunakan dan harganya pun yang relatif lebih murah dari sensor resistif.
Smartphone saat ini sudah banyak yang menggunakan teknologi ini karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat.
Berbeda dengan sensor resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk merasakan perubahan pada permukaan layar.
Sensor kapasitif ini memanfaatkan sifat konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan layar sentuhnya.
Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan konduktif biasanya Indium Tin Oxide (ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus atau sarung khusus yang mempunyai sifat konduktif.
Pada saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahan medan listrik pada layar sentuh tersebut dan lalu direspon oleh processor untuk membaca pergerakan jari tangan tersebut.
Jadi perlu diperhatikan bahwa sentuhan kita tidak akan direspon oleh layar sensor kapasitif apabila menggunakan bahan non-konduktif sebagai pelantara jari tangan dan layar sentuh tersebut.
2. Sensor Resistif
Sensor sentuh resistif ini tidak tergantung pada sifat listrik yang
terjadi pada konduktivitas pelat logam. Sensor resistif bekerja dengan
mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.
Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi, sensor sentuh
resistif ini bisa beroperasi pada bahan non-konduktif seperti pena,
stylus atau jari di dalam sarung tangan.
Sensor sentuh ini terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan
oleh jarak atau cela yang sangat kecil.
Dua lapisan konduktif (lapisan atas dan lapisan bawah) ini umumnya
terbuat dari sebuah film.
Film-film pada umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan
konduktor listrik yang baik dan transparan.
Cara kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan
atas mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari ataupun stylus, maka
film lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah.
Sehingga menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar
tersebut serta memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses
selanjutnya.
Grafik respon sensor sentuh
Sensor sentuh resistif ini tidak tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat logam. Sensor resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.
Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi, sensor sentuh resistif ini bisa beroperasi pada bahan non-konduktif seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.
Sensor sentuh ini terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh jarak atau cela yang sangat kecil.
Dua lapisan konduktif (lapisan atas dan lapisan bawah) ini umumnya terbuat dari sebuah film.
Film-film pada umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan konduktor listrik yang baik dan transparan.
Cara kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari ataupun stylus, maka film lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah.
Sehingga menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut serta memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.
Grafik respon sensor sentuh
4. Percobaan [kembali]
A. Prosedur percobaan
Ketika sensor UV memberi V output lebih dari 2,54 V, lalu tegangan
tersebut akan masuk ke kaki op amp non inverting detector yang
akan mengeluarkan vout dengan rumus Vo = AOL(V2-V1) maka relay
akan aktif dan melanjutkan ke rangkaian motor pada alat kontrol
sun tracker
Ketika sensor LM35 menerima suhu dengan syarat <25 C dia akan
mati dan sebaliknya lalu LM35 akan merubah suhu menjadi tegangan
dengan rumus Suhux10mV yang akan bernilai 0,25V,lalu tegangan
tersebut akan masuk ke kaki op amp non inverting detector yang
akan mengeluarkan vout dengan rumus Vo = AOL(V2-V1) lalu
tegangan tersebut masuk dari kaki basis transistor lalu menuju
relay melalui kaki collector yang menyebabkan relay aktif
Rain sensor
berfungsi sebagai pencegah konslet jika terjado hujan maka
logicstate akan berubah menjadi 1,yang mana tegangan tersebut
bernilai 5V dan masuk ke OP AMP voltage follower yang
mengeluarkan vout yang sama dengan vin lalu akan menyebabkan
relay aktif dan memutuskan hubungan
Ketika sensor UV, sensor suhu dan sensor hujan semuanya mengaktifkan relay, maka akan mensupply tegangan ke sensor LDR yang mana sensor LDR akan mengaktifkan motor
Sensor LDR akan
aktif dengan syarat <=0,25 akan mati dan sebaliknya lalu
disini Vout dari LDR akan masuk melalui kaki OP AMP non
inverting detector dan mengeluarkan Vout denagn rumus AOL(V2-V1)
karena dibatasi oleh power supply sebesar 12V maka Vout
akan<12V lalu vout tersebut masuk melalui kaki basis dan
keluar ke kaki kolektor dan meyebabkan relay aktif
Touch sensor mendeteksi adanya sentuhan jari untuk
mengaktifkan/menonaktifkan sun tracker.
Dari sensor mengalir arus menuju ke R2 sehingga mendapatkan
tegangan sebesar 5V. Arus mengalir ke non inverting amplifier
sehingga didapatkan output sebesar 10V. Output tsb didapatkan
dari rumus Vo = (Rf/Ri +1) Vi . Tegangan tsb di umpan ke R13
sebesar 10kohm menuju ke kaki base menuju ke emittor menuju ke
R21 dan menuju ke ground.
Didapatkan VBE sebesar 0.75V. Karena melebihi syarat aktif
transistor yaitu sebesar >0.6V maka transistor menjadi aktif
. Arus dari VCC mengalir ke R11 menuju ke kaki base menuju ke
emittor menuju ke R21 dan menuju ke ground. Dan juga arus dari
VCC mengalir ke relay 4 menuju ke collector menuju ke emittor
menuju ke R21 menuju ke ground.
Karena adanya arus yang mengalir pada relay membuat switch
berpindah dari kiri ke kanan yang membuat menjadi rangkaian
tertutup. Baterai sebesar 12V mengalirkan arus menuju ke motor
sehingga motor dapat berfungsi
Ketika sensor LM35 menerima suhu dengan syarat <25 C dia akan
mati dan sebaliknya lalu LM35 akan merubah suhu menjadi tegangan
dengan rumus Suhux10mV yang akan bernilai 0,25V,lalu tegangan
tersebut akan masuk ke kaki op amp non inverting detector yang
akan mengeluarkan vout dengan rumus Vo = AOL(V2-V1) lalu
tegangan tersebut masuk dari kaki basis transistor lalu menuju
relay melalui kaki collector yang menyebabkan relay aktif
Ketika sensor UV, sensor suhu dan sensor hujan semuanya mengaktifkan relay, maka akan mensupply tegangan ke sensor LDR yang mana sensor LDR akan mengaktifkan motor